Pada mesin diesel, udara dan bahan bakar dikompresi dengan sangat tinggi, sehingga membuat suhu naik hingga mencapai titik bakar .Perbandingan kompresi pada mesin diesel paling rendah saat ini 16: 1 hingga yang paling efisien dapat mencapai 20:1. Bandingkan dengan mesin bensin, paling tinggi perbandingan kompresinya hanya 12: 1.
Selain itu, pada mesin diesel, bahan bakar diinjeksikan kedalam ruang bakar langsung dengan tekanan sangat tinggi oleh bosc pump ke ruang bakar.Hal ini bertujuan juga untuk meningkatkan kompresi, dimana agar campuran udara dan solar dapat terbakar.
Perkembangan Teknologi mesin Diesel
Teknologi pada mesin diesel juga mempengaruhi olie atau pelumas yang digunakannya.Mesin diesel dalam perkembangannya mengenal dua jenis sistem injeksi bahan bakar, yaitu: Sistem injeksi tidak langsung (indirect injection), sistem ini sekarang ditinggalkan pada mobil baru.Dan untuk mobil baru sudah banyak menggunakan Sistem injeksi langsung(Direct Injection).Teknolog generasi terbaru direct injection adalah common rail.
Dengan teknologi baru direct injection "common rail", kinerja mesin diesel semakin efisien, dan performanya juga sudah nyaris mendekati mesin bensin. Seperti, Getaran dan suara yang makin halus., start pada saat dingin lebih mudah dan tak perlu lagi pemanasan yang lama.Bahkan emisi gas buangnya, yaitu karbondioksida (CO2), lebih rendah dibandingkan mesin bensin. Ada sedikit kelemahannya yaitu pada asapnya yang lebih tebal, namun pada produk terkini, masalah ini sudah bisa ditekan.
Tak pelak,, penggunaan mesin diesel makin hari semakin populer saja, dan terus berkembang dengan pesat.Di Indonesia sendiri, kendaraan kecil dan kompak sudah banyak yang beredar menggunakan mesin diesel common rail, seperti Hyundai i2 dan Ford Focus.
Namun, Jenis kendaraan bermesin diesel terbanyak adalah kendaraan jenis Sport Utility Vehicle ( Fortuner, Mitusbishi Pajero), dan Pick Up Double Cap (Isuzu D-Max, Mitsubishi Strada, Toyota Hilux, Ford Ranger). Kijang Innova, salah satu mobil paling larispun juga ada versi dieselnya.
Selain diesel common rail, kendaraan dengan mesin diesel non-common rail pun masih banyak digunakan di Indonesia.Seperti pada Isuzu Panther, Toyota Kijang lama, Mitsubishi Kuda dan sebagainya.
Klasifikasi Oli untuk Diesel
Nah, mengenai pemeliharaan mesin diesel, penting untuk mengetahui terutama oli yang akan digunakan.Karena karakteristik olinya pun berbeda, sebaiknya mengetahui rekomendasi dari pabrik mobil mengenai penggunaan olie dengan karakteristik yang sesuai.Dengan penggunaan olie yang tepat sasaran, tentu akan lebih ekonomis penggunaannya.Sebaiknya tidak menggunakan olie berteknologi terkini pada mesin diesel jenis lama.Pasalnya, selain harganya lebih mahal, juga belum tentu akan cocok dan akan menimbulkan gangguan pada mesin. Hal ini dikarenakan mesin lama dibuat dengan klasifikasi yang disesuaikan dengan karakteristik oli lama.Pada klasifikasi SAE olie mesin diesel sebenarnya sama dengan mesin bensin.SAE yaitu menunjukkan viskositas, di indonesia umumnya kendaraan mempergunakan olie SAE 10W-50, 20W-50 atau 5W-30.Kualitas/grade pada olie juga penting untuk diperhatikan, yaitu ditunjukkan dengan Klasifikasi API Service , seperti CD, CG, CF-4,CH dan seterusnya.Kualitas terbaik yang ada hingga kini adalah api service CI.
Viskositas (kekentalan) Olie yang baik yang bagaimana?, yang kental atau yang encer?
Viskositas olie ditentukan oleh lembaga pengawas pelumas (SAE), semakin kecil SAE oli maka oli akan semakin kental.Misalnya, olie SAE 15w-40w lebih kental daripada olie dengan kode SAE 30w-50w.Pertanyaannya, apakah oli encer itu lebih baik bagi mesin? Setiap perubahan dari spesifikasi olie tersebut tentu memiliki dampak sendiri-sendiri. Jika menggunakan oli yang lebih encer, dampak baiknya mesin akan lebih mudah berputar. dan performa yang dihasilkan pun bisa lebih cepat tercapai.
Namun dampak buruknya, suara mesin akan terdengar lebih berisik.Dan dengan demikian getaran yang dihasilkan juga menjadi lebih terasa.Jika mesin dirasa memiliki performa lebih tinggi, biasanya pengemudi akan senang bermain dengan kecepatan. Akibatnya, umur komponen mesin menjadi lebih pendek.
Sementara jika menggunakan oli yang lebih kental, suara mesin bisa diredam dengan baik, sehingga lebih halus. buruknya, mesin akan menjadi berat berputar sehingga konsumsi bahan bakarpun menjadi lebih boros.
Sebaiknya memang menggunakan standard viskositas (SAE) yang telah ditetapkan oleh pabrikan, dimana hal ini sudah melalui serangkaian uji sebelumnya.Dan gunakan olie yang hanya dibuat untuk mesin diesel, karena saat ini banyak produsen yang mengklaim oli buatannya bisa untuk mesin diesel dan mesin bensin.Kecuali yang menawarkan adalah pabrikan olie yang sudah terkenal/besar, karena mereka biasanya sudah melakukan uji dan penelitian.
Untuk mesin mobil yang sudah berumur, biasanya bengkel menyarankan untuk memakai olie yang lebih kental.Hal ini dikarenakan pada komponen mesin tua bidang geseknya sudah lebih longgar, tidak rapat 100% seperti pada mesin mobil baru. Kenapa demikian?,, olie yang lebih kental lebih cepat mengisi pada celah gesekan komponen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar